Makanan adalah segala
sesuatu yang dapat dimakan dan setelah dicerna serta diserap tubuh akan berguna
bagi kesehatan dan kelangsungan hidup. Menurut Wikipedia, makanan adalah
bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, yang dimakan oleh makhluk
hidup mendapatkan tenaga dan nutrisi.
Meniup makanan atau
minuman ketika masih panas agar dapat segera dimakan adalah sesuatu yang sangat
umum dilakukan oleh masyarakat. Alasan lain agar gigi tidak mudah rusak karena
makanan panas. Orang tua kita atau orang disekitar kita juga sering menganjurkan
hal ini bukan?
Tahukah kamu, bahwa
meniup makanan atau minuman panas sebelum makan itu tidak dianjurkan oleh
Rosul. Bukan hanya itu, Jika dilihat dari sisi kesehatan, meniup makanan
sebelum makan juga merupakan sesuatu yang tidak baik bahkan bisa berbahaya.
Hadist
Larangan Meniup Makanan Minuman Panas
Dalam Hadits Ibnu
Abbas menuturkan “Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam melarang
bernafas pada bejana minuman atau meniupnya”. (HR. At Turmudzi dan dishahihkan
oleh Al-Albani).
Dari Asma binti Abu
Bakr, sesunguhnya beliau jika beliau membuat roti tsarid wadahnya beliau
ditutupi sampai panasnya hilang kemudian beliau mengatakan, aku mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya makanan yang
sudah tidak panas itu lebih besar berkahnya”. [HR Hakim no 7124. Hakim
mengatakan, “Hadits sahih sesuai dengan kriteria Muslim”. Pernyataan beliau ini
disetujui oleh adz Dzahabi. Hadits di atas dimasukkan oleh al Albani dalam
Silsilah Shahihah jilid 1 bag 2 no hadits 392].
Dalam Silsilah Shahihah
jilid 1 bag 2 hal 748, al Albani mengatakan, “Terdapat riwayat yang sahih dari
Abu Hurairah, beliau mengatakan “Makanan itu belum boleh dinikmati sehingga
asap panasnya hilang”. Diriwayatkan oleh al Baihaqi dengan sanad yang sahih
sebagaimana kujelaskan dalam Irwa’ Ghalil no 2038”.
Dari beberapa hadits di
atas jelas menyatakan bahwa meniup makanan panas dan memakan makanan panas
tidak dianjurkan oleh Rosulullah SAW.
Penjelasan
Bahaya Meniup Makanan dan Minuman Panas
Pramono, seoarang dokter ahli gizi dari RSUD Ulin
Banjarmasin membeberkan penjelasanya di Group Gerakan Sadar Gizi terkait
masalah tersebut serta mengatakan alas an-alasanya.
Menurutnya, bahwa meniup makanan atau minuman akan
memberikan banyak peluang adanya transfer kuman-kuman dari si peniup ke makanan
atau minuman yang sedang ditiupnya.
Semua yang telah mengenyam bangku
sekolah pasti memahami, manusia bernapas menghirup oksigen atau O2, dan
menghembuskan karbondioksida atau CO2. Ketika kita meniup makanan, tentunya
yang kita keluarkan adalah gas CO2. Sementara itu makanan panas tadi masih
mengeluarkan uap air (H2O). Menurut reaksi kimia, apabila uap air bereaksi
dengan karbondioksida akan membentuk senyawa asam karbonat (carbonic acid) yang
bersifat asam.
H2O + CO2 => H2CO3
Perlu kita
tahu bahwa didalam darah itu terdapat H2CO3 yang berguna untuk mengatur pH (tingkat
keasaman) di dalam darah. Darah adalah Buffer (larutan yang dapat
mempertahankan pH) dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan dengan basa
konjugasinya berupa HCO3- sehingga darah memiliki pH sebesar 7,35 – 7,45 dengan
reaksi sebagai berikut: CO2 + H20 HCO3- + H+
Tubuh
menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap
perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Adanya kelainan pada
mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan
utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis. Asidosis
adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu
sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah. Sedangkan
Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa
(atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH
darah.
Kembali lagi ke permasalahan awal,
dimana makanan kita tiup, lalu karbondioksida dari mulut kita akan berikatan
dengan uap air dari makanan dan menghasilkan asam karbonat yang akan
mempengaruhi tingkat keasaman dalam darah kita sehingga akan menyebabkan suatu
keadaan dimana darah kita akan menjadi lebih asam dari seharusnya sehingga pH
dalam darah menurun, keadaan ini lebih dikenal dengan istilah asidosis.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi
lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam
dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida.
Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan
tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.Tetapi
kedua mekanisme tersebut tidak akan berguna jika tubuh terus menerus
menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat. Sejalan
dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar
biasa, rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis
semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan bahkan
kematian.
Dampak meniup makanan panas sebelum makan ternyata mengerikan juga ya, jadi lebih baik
tunggu makanan sampai dingin ketika ingin memakannya. Dan Alhamdulillah bagi
kita yang masih selamat meskipun sering meniup makanan panas sebelum makan.
Mari kita ikuti Sunah Rasul SAW agar selamat dunia akhirat.
No comments:
Post a Comment